Give accurate, KJV-like, Bibles to people who can’t afford them. Help us quickly finish translating the rest of the Old Testament.

Click here to give financially.

Home

Edisi pertama Perjanjian Baru KITAB KUDUS terjemahan Textus Receptus. Klik di sini untuk membaca terjemahan Perjanjian Baru yang paling seperti Versi King James di Indonesia dalam bentuk html. Atau untuk membacanya dan mengunduhnya dalam bentuk PDF KLIK DI SINI.

Selamat datang di situs resmi untuk Kitab Kudus Terjemahan Textus Receptus, yang adalah sebuah terjemahan Alkitab yang paling baru and paling unggul, dan sama isinya dengan Versi King James dalam bahasa Inggris.

Banyak hal membuat terjemahan ini paling cocok untuk orang-orang Kristen yang sungguh-sungguh ingin mempelajari ajaran-ajaran Tuhan Yesus Kristus. Di antara sifat-sifat unggul terjemahan ini ada yang berikut:

  • Teks Sumber yang asli. Terjemahan ini diterjemahkan dari teks Perjanjian Baru Yunani asli yang disebut Textus Receptus (Teks yang Diterima). Teks itu bernama Textus Receptus sebab hanya teks itu saja diterima dan dipakai oleh umat Kristen dari waktu Kitab Kudus baru ditulis sampai abad yang kesembilan belas, dan masih dipakai oleh semua orang percaya yang mengerti seluk-beluk hal teks Perjanjian Baru. Kira-kira sembilan puluh persen naskah kuno Perjanjian Baru Yunani mengandung teks itu. Dalam zaman rasul-rasul sudah ada teks-teks yang mengandung banyak pemalsuan. Berkatalah Rasul Paulus:

    … kami bukan seperti banyak orang, yang memalsukan firman Elohim. (2 Kor. 2:17a)

    Teks-teks yang buruk itu bertentangan satu dengan yang lain, dan melemahkan ajaran-ajaran Kitab Kudus tentang kemahakuasaan dan keElohiman Tuhan Yesus Kristus, dan oleh karena itu ditolak oleh umat Kristen yang sungguh-sungguh mau mengikuti agama Kristen yang murni. Hanyalah teks yang sekarang disebut Textus Receptus diterima oleh murid-murid Kristus, dan hanya teks itu saja adalah cocok sebagai teks sumber waktu menerjemahkan Perjanjian Baru.

  • Metode terjemahan yang betul. Terjemahan ini adalah terjemahan “formal.” Metode terjemahan “formal” berdasarkan prinsip bahwa setiap kata dalam teks bahasa sumber harus diterjemahkan dengan kata yang sama makna dalam teks bahasa sasaran. Dalam metode terjemahan formal, bukan hanya “pesan” yang dianggap penting, melainkan setiap kata adalah penting; karena sebenarnya jika kata-kata diubah, pesan pasti diubah juga. Jadi, adalah sangat penting bahwa setiap kata dalam teks sumber diterjemahkan dengan kata yang sama makna dalam bahasa sasaran. Metode formal diharuskan menurut Wahyu 22:18-19:

    Karena aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar kata-kata dari nubuatan buku ini, Jikalau siapa saja menambah pada hal-hal ini, Elohim akan menambahkan kepada dia bencana-bencana yang ada tertulis dalam buku ini: dan jikalau siapa saja mengambil dari kata-kata buku nubuatan ini, Elohim akan mengambil bagian dia dari buku hidup, dan dari kota kudus, dan dari hal-hal yang ada tertulis dalam buku ini.

    Hasil metode “formal” adalah sebuah terjemahan yang jauh lebih tepat dan persis, dan pesannya tidak diputarbalikkan.

  • Keterbukaan. Terjemahan ini menyatakan kata-kata penolong dengan huruf miring, supaya lebih mudah tahu kata-kata mana yang diterjemahkan langsung dari teks sumber, dan mana yang hanya dipakai supaya bahasa Indonesianya halus.
  • Jenis dinyatakan. Terjemahan Textus Receptus ini bukan “gender neutral” (jenis netral). Yesus adalah “Putra” Elohim, bukan hanya “Anak” Elohim. Perbedaan jenis ada dalam teks Yunani, dan perlu ada juga dalam terjemahan-terjemahannya.
  • Pembedaan jamak dari tunggal. Terjemahan Textus Receptus ini membedakan kata-kata ganti nama yang bersifat tunggal dari yang bersifat jamak. Dalam terjemahan ini “kamu” selalu bersifat jamak, dan “engkau” selalu bersifat tunggal.
  • Tanda kutip tidak dipakai. Terjemahan Textus Receptus ini tidak memakai tanda kutip, jadi jauh lebih cepat menulis artikel yang mengutip terjemahan ini, sebab tidak harus merangkap tanda kutip.
  • Mudah mencari ayat. Terjemahan ini memudahkan pencarian ayat. Di depan setiap ayat ada tiga nomor yang dipisahkan dengan tanda dua titik. Nomor pertama adalah nomor buku. Ada 66 buah buku dalam Alkitab. Jadi Wahyu adalah nomor 66. Nomor yang kedua adalah fasal. Dan nomor yang ketiga adalah ayat. Jadi, sangat mudah memberitahukan ayat yang akan dibacakan.
  • Θεός diterjemahkan sebagai “Elohim.” Terjemahan Textus Receptus ini menerjemahkan Θεός menjadi “Elohim.” Elohim berarti Tuhan—dengan makna “Sesembahan.” Dalam bahasa Belanda dan Inggris, Θεός diterjemahan menjadi “God.” Dalam bahasa Batak “Debata.” Dalam bahasa Arab “Ilah.” Jadi, Θεός berarti Sesembahan atau Tuhan. Tetapi, dalam bahasa Indonesia, “Tuhan,” mempunyai dua makna: (1) Sesembahan; dan (2) Penguasa Tertinggi. Dalam bahasa Yunani (bahasa asli Perjanjian Baru), setiap makna dari kedua makna itu mempunyai katanya tersendiri, yaitu Θεός untuk “Sesembahan,” dan Κύριος untuk “Penguasa Tertinggi.” Selain itu, kedua kata itu sering terdapat bersama-sama sebagai: Κύριος Θεός. Tidak cocok menerjemahkan Κύριος Θεός menjadi “Tuhan Tuhan.” Jadi dalam Terjemahan Textus Receptus ini Κύριος menjadi Tuhan (dengan makna “Penguasa Tertinggi”). Tetapi kata lain harus dicari untuk Θεός. Ternyata sekali bahwa tidak ada kata yang cocok dalam kosa kata bahasa Indonesia; jadi sebuah kata asing harus dipakai. Kami memilih ‫אֱלֹהִים‬ dari bahasa Ibrani, yang sesudah dialihaksarakan adalah “Elohim.” Catatlah bahwa “Elohim” bukan nama pribadi, melainkan adalah nama generik, sama seperti “manusia” adalah nama generik. Menurut Keluaran 6:3, nama pribadi Elohim adalah “Yehovah.”
  • Serupa dengan King James Version. Terjemahan Textus Receptus ini adalah serupa dengan King James Version, terjemahan Alkitab yang paling tepat dan persis dalam bahasa Inggris.